28 March 2016
Menjadi penyiar adalah salah satu cita-cita besar saya sejak kecil (selain menjadi penyair, penyanyi, penulis, desainer, enterpreneur, fashion & beauty blogger, makeup guru, dan orang kaya). Dan betapa bahagianya hidup ini terasa, ketika suatu hari saya ditawari untuk menjadi seorang penyiar. Kenapa dari SD saya ingin menjadi seorang penyiar? Cause i thought it was a cool profession. I did. Sungguh keluguan dan kenaifan seorang bocah yang belum tahu banyak hal di dunia luar.
Sekarang, ketika saya sudah dewasa dan mendapatkan kesempatan ini, kenapa saya bertahan? Cause i don't think it's cool; it's incredible. Bukan cuma saya yang berpikir kalau profesi ini menakjubkan. Setiap kali orang baru tahu kalau saya berprofesi sebagai seorang penyiar, saya melihat semacam kilatan rasa iri dan kagum dalam mata mereka. Kebanyakan selalu bilang kalau mereka juga pernah ingin menjadi seorang penyiar radio, karena menurut mereka ini adalah pekerjaan yang keren.
Indeed. It is. Ini memang adalah pekerjaan yang keren. Tapi definisi keren di sini agaknya berbeda, antara menurut saya dan mereka. Menurut mereka, dan mungkin menurut versi naif dari diri saya, penyiar terlihat keren karena suara mereka bisa tampil di radio, didengarkan oleh banyak orang, dan punya banyak penggemar. Tapi menurut versi kini dari saya (yang untungnya sudah sedikit terkikis kenaifannya), menjadi seorang penyiar radio adalah menjadi lebih dari sekedar anggapan umum itu.
Menjadi penyiar radio adalah menjadi seorang penghibur, yang harus bisa menghibur tanpa menampakkan wajah. Menjadi penyiar radio adalah menjadi seorang manusia yang tak terdengar seperti memiliki masalah hidup layaknya manusia biasa. (Oke, ini sedikit lebay) Menjadi penyiar radio adalah menyediakan diri, menyiapkan hati sebelum suara tersaji, memastikan kepala terisi sebelum menyampaikan informasi, dan menguatkan pijakan kaki saat terkadang ada orang-orang terkasih yang tak menanggap bahwa ini terhitung sebagai sebuah profesi.
Being a broadcaster is not like playing a game, and it's not always about seeking fame. Being a broadcaster really takes and absorbs time, even when sometimes—let's be honest—we work so hard only for a dime. But I'm still doing this "thing", for the sake of my own happiness and satisfaction. For everyone who accidentally catches my voice in the middle of the day.
This "thing" is clearly not a game. But if it's not a profession, then i don't know what is."