Katy Perry di Indonesia, Konser Sepi sampai Suara Mati

17 April 2018

Jakarta, CNN Indonesia -- Konser Katy Perry Sabtu (14/4) malam di Indonesia Convention Exhibition terbilang sepi. Para pengunjung sampai diperbolehkan masuk ke Festival yang lokasinya di depan panggung.

Padahal harga tiket untuk kelas itu lebih mahal dibanding Festival yang dibelakangnya.

"Harga tiketnya selisihnya sampai Rp1 juta. Saya awalnya di Festival belakang, itu harga tiketnya sekitar Rp3 juta. Tiba-tiba di tengah konser pintu ke Festival depan dibuka, disuruh masuk. Padahal yang di situ harga tiketnya Rp4 juta. Ya lumayan," kata Agni, salah satu penonton konser 'WITNESS: The Tour' kepada CNNIndonesia.com.

Ia mengaku tidak melihat bagian belakang. Namun di bagian depan panggung memang sepi. Setengah hall kosong. Menurutnya, hanya penonton dari Festival B dan sekitarnya saja yang dipersilakan masuk ke Festival A. Penonton VIP yang posisinya duduk di samping panggung T, tetap di tempat.

"Kalau saya jadi penonton yang beli tiket Festival A, rugi sih," komentar Agni.

Apalagi, ia menambahkan, di bagian akhir konser suara sempat mati mendadak. Padahal Perry baru akan menyanyikan lagu yang katanya "khusus untuk penggemar Katy Perry di Indonesia."

Lagu itu adalah Power, yang baru sampai awal ia nyanyikan.

"Terus tiba-tiba suaranya mati. Dia akhirnya ganti lagu menyanyikan Unconditionally," ujar Agni. Lagu itu sendiri sebenarnya tidak ada dalam daftar yang akan dibawakan sang pelantun Roar. Perry mengatasi suasana canggung di panggung dengan mengajak penonton menyanyi.

Bukan hanya itu, Agni juga sempat terkendala manajemen tiket yang menurutnya buruk. "Setelah memegang tiket, kalau enggak bisa di-scan salah siapa? Salah mereka kan? Ini malah kita disuruh balik lagi ke booth tiket untuk menukar tiket," katanya.

Meski begitu, Agni terpuaskan dengan konser Katy Perry secara keseluruhan. Konsep dan tata panggungnya keren, katanya. Bukan hanya itu, Katy Perry yang identik dengan gaya busana yang heboh dan unik pun memikat penonton saat pertama masuk dengan baju bernada emas.

Ia langsung menyanyikan Witness, sesuai nama konsernya.

Interaksi Perry dengan penonton pun apik, meski terkesan berulang seperti konsernya sebelumnya di Indonesia. Ia juga mengajak salah satu penonton naik ke atas panggung dan 'belajar' bahasa Indonesia darinya. Itu mengingatkan pada konsernya Mei 2015 lalu.

Dalam konser 'Prismatic World Tour' itu, Perry juga minta diajari bahasa Indonesia.

Kali ini ia memilih kata-kata umum, mulai 'halo,' terima kasih,' 'panas dan dingin,' sampai 'aku cinta kamu.' Penggemar yang ditariknya ke atas panggung kebetulan berbusana senada dengannya. Penggemar bernama Jeffry Lee itu juga diajak swafoto alias selfie.

"Kalau selfie apa bahasa Indonesianya?" Perry kembali bertanya.

Perry konser selama kurang lebih dua jam di ICE BSD. Gerbang dibuka mulai pukul enam dan penonton mulai antre. Namun Perry baru benar-benar muncul sekitar pukul 9 malam.

Lagu demi lagu ia nyanyikan dengan semangat. Busana demi busana yang nyentrik ia kenakan. "Masih sopan sih busananya, kalau atasnya tertutup, bawahnya terbuka. Kalau bagian bawah terbuka, atas tertutup. Enggak buka-bukaan banget, mungkin karena di Indonesia," komentar Agni. Efek seperti tangan raksasa dan egrang membuat tampilannya makin menarik.

Disebut-sebut, Perry membawa properti konsernya sendiri dalam pesawat khusus.

Di tengah konser, beberapa kali panggung mengeluarkan confetti untuk menambah semarak.

Perry mengakhiri konser dengan menyanyikan Roar. Ia kemudian turun 'ditelan' panggung. Namun, pemain band-nya masih ada di atas panggung itu, menandakan bahwa Perry sebenarnya akan kembali. Benar saja, ia baru benar-benar menutup konser dengan lagu Firework.

Total, ada sekitar 20-an lagu yang dinyanyikan Perry malam itu. Seperti pada konsernya sebelumnya, ia tidak tinggal lama di Indonesia, dan langsung ke negara berikutnya.