Akhir Perjalanan Kekuasaan Dinasti Castro di Kuba Setelah 6 Dekade Memimpin

20 April 2018

TRIBUNJAMBI.COM, HAVANA - Parlemen Kuba memilih tangan kanan Raul Castro (86), Miguel Diaz-Canel (57), sebagai kandidat tunggal untuk meneruskan kursi kepemimpinan negara yang dalam enam dekade dipegang oleh keluarga Castro.

Dilansir dari BBC, Kamis (19/4/2018), Castro menjadi presiden Kuba pada 2006, yang sebelumnya dijabat oleh kakaknya, Fidel Castro.

The New York Times melaporkan, setelah mengambil alih kekuasaan pada 12 tahun lalu dan membawa Kuba pada perubahan besar, Castro akan mundur pada Kamis (19/4/2018).

Castro diperkirakan masih mempengaruhi kekuasaan, kendati dia telah mundur.

"Saya yakin pada keberlanjutan. Saya pikir akan selalu ada keberlanjutan," katanya ketika ditanya mengenai visinya untuk masa depan Kuba, seperti dilansir dari CNN.

Castro akan tetap menjadi ketua Partai Komunis sampai 2021. Sementara, dalam dua periode jabatannya menjadi presiden, Castro membuka negara komunisnya pada perubahan di sektor swasta utama dan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat.

BBC mencatat, kemajuan hubungan itu dimulai ketika Barack Obama masih menjabat sebagai presiden AS, namun kini sebagian mengalami kemunduran sejak Donald Trump masuk ke Gedung Putih.

Hal itu diperkirakan bakal membatasi kemampuan Diaz-Canel untuk melakukan manuver secara ekonomi dengan AS. Dia diyakini tidak mungkin membuat perubahan besar dalam jangka pendek, terutama ketika Castro tetap menjadi kekuatan politik yang harus diperhitungkan.

Lalu, apa yang masyarakat Kuba inginkan dari pemimpin mereka?

"Saat ini, kami tidak tahu seperti apa yang akan terjadi di masa depan," kata Adriana Valdivia, seorang guru di Havana.

"Raul memang telah selesai, dan Fidel adalah sejarah. Saya tidak melihat jalan keluar untuk membantu kehidupan warga Kuba menjaid lebih baik," ucapnya.

"Sekarang, Trump mengetatkan blokade," tambahnya. Pesimistis juga diungkapkan seorang warga lainnya, Diadenis Sanabria yang bekerja di restoran milik pemerintah.

"Politik bukan poin utama saya. Tapi, saya tidak berpikir perubahan pada pemimpin akan mengubah hidup saya," katanya.