Musikus Adrian Yunan Wakili Indonesia Festival Disabilitas UNESCO

22 March 2018

Musikus Adrian Yunan menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam festival bertajuk "True Color Festival" yang diselenggarakan badan PBB dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, UNESCO serta The Nippon Foundation, di Singapore Indoor Stadium dan OCBC Square, Singapura 23-25 Maret 2018.  

The Nippon Foundation merupakan organisasi filantropi nirlaba yang berdiri pada 1962 dengan kegiatan mendukung proyek-proyek masyarakat di bidang kebudayaan, menciptakan masa depan bagi kaum muda, dan menjalin hubungan global. 

Adrian terpilih atas rekomendasi music director Sydney Tan. Adrian akan tampil bersama 20 musikusdan seniman penyandang disabilitas lainnya dari seluruh kawasan Asia Pasifik. Hadir juga musikus dan seniman tamu dari Kanada, Inggris, dan Prancis. Mereka akan melakukan pertunjukan dengan konsep multimedia yang unik.  

Dalam konser ini, Adrian dibantu sejumlah musikus, seperti gitaris Toto Tewel dan perkusi, Wahyu Mi Corazon. Toto merupakan salah satu gitaris legendaris di Indonesia yang pernah menjadi personel grup band ELPAMAS, Kantata Takwa, Swami, dan Dalbo.

“Kita bertiga akan memainkan lagu-lagu folk karya saya yang telah digubah khusus untuk pertunjukan 'True Color Festival',” kata Adrian, seperti pernyataan resmi diperoleh Liputan6.com, Senin (19/3/2018). 

Selain pertunjukan musik, Adrian akan mengikuti konferensi bertajuk "The Arts & Disability International Conference (ADIC) 2018" yang diselenggarakan bersama oleh National Arts Council (NAC) dan Very Special Arts (VSA) Singapura, pada 22-23 Maret 2018, di Marina Bay Sands Expo and Convention Center and Enabling Village. 

“Konferensi ini bertujuan memberikan wawasan tentang cara inovatif untuk meningkatkan aksesibilitas seni dan memfasilitasi penyandang disabilitas dalam berkesenian,” kata dia. 

Sejumlah pembicara dan kelompok seni dari seluruh dunia akan hadir dalam konferensi tersebut. Di antaranya dari Australia, Kamboja, Kanada, Jepang, Singapura, dan Inggris. 

“Konferensi ini bertujuan memberikan wawasan tentang cara inovatif untuk meningkatkan aksesibilitas seni dan memfasilitasi penyandang disabilitas dalam berkesenian,” kata dia. 

Sejumlah pembicara dan kelompok seni dari seluruh dunia akan hadir dalam konferensi tersebut. Di antaranya dari Australia, Kamboja, Kanada, Jepang, Singapura, dan Inggris.